Kamis, 19 November 2009

Guru Matematikaku

Waktu
aku kelas satu SMA ada guru matematika yang cantik dan sangat enak jika
memberikan pelajaran. Namanya Asmiati umurnya dua puluh sembilan,
kulitnya putih halus dan bodynya padat berisi terlebih lagi dia menikah
pada usia dua puluh tujuh tapi sekarang janda karna suaminya meninggal
waktu usia perkawinan mereka baru tiga bulan karna kecelakaan
lalulintas. Yang aku senang dari Bu Asmi adalah jika mengajar ia sering
tak sadar kalau bagian atas bajunya agak terbuka sehingga tali BH pada
bagian pundaknya sering terlihat oleh aku yang jika pelajarannya selalu
mengambil duduk di depan dekat meja guru. BH yang dia gunakan selalu
warna hitam dan itu selalu menjadi tontonan gratisku setiap
pelajarannya.


Pagi itu sekitar jam delapan lewat kami sudah dipulangkan karna
akan ada rapat guru. Aku agak kesal karna pelajaran kedua matematika
artinya aku gak bisa ngeliat pemandangan indah hari ini, dan untuk
menghilangkan suntuk aku pun pergi main ketempat kawanku. Aku masih tak
tahu aku akan dapat rejeki nomplok.


Sekitar jam sembilan lewat aku pergi pulang, dan pada saat lewat
sekolah aku melihat Bu Asmi sedang menunggu angkot, aku pun mengajaknya

" mari saya antar Bu " ajakku tanpa berharap dia mau

" tapi rumah ibu agak jauh ko " ia mencoba menolak

" gak pa-pa kok bu, gak enak sama guru PPKN " candaku

setelah berpikir sebentar akhirnya ia mau " iya deh tapi ibu pegangan ya soalnya ibu pernah jatuh dari motor "

" silahkan Bu " setelah itu kau menjalnkan motorku dengan kecepatan sedang.
Tangan Bu Asmi yang berpegangan pada pahaku menyebabkan reaksi pada
penisku, apalagi jika mengerem pada lampu merah aku merasa ada sesuatu
yang empuk menekan dari belakang.


Sampai dirumahnya yang agak berjauhan dengan rumah-rumah yang lain
aku disuruh masuk dulu. Dan ketika sudah duduk di sofa empuk Bu Asmi
bicara

"ibu ganti baju dulu ya ko "
setelah itu ia masuk kamar dan menutup pintu mungkin karna kurang
rapat sehingga pintu itu terbuka lagi sedikit. Entah setan mana yang
masuk kekepala ku sehingga aku memberanikan diri untuk mengintip ke
dalam. Di dalam sana aku bisa melihat bagaimana Bu Asmi sedang membuka
satu persatu kancing bajunya dan setelah kancing terakhir ia tidak
langsung menanggalkan bajunya, tapi itu sudah cukup membuat napasku
membuat nafasku memburu karna kau bisa melihat kalau sepasang dadanya
yang besar seperti hendak melompat keluar. Karna terlalu asyik pintu
itupun terbuka lebar. Aku kaget dan hanya bisa mematung karna
ketakutan. Bahkan penisku langsung mengkerut.



Melihat aku, Bu Asmi tidak terlihat kaget dan tetap membiarkan bajunya terbuka. Setelah itu ia mendekati aku

" kamu sering ngeliat BH ibu kan " tanyanya didekat telingaku

" i..iya Bu " jawabku ketakutan.

" kalau gitu ibu kasih kamu hukuman " lalu ia menarikku dan didudukkan ditepi tempat tidur.

" sekarang kamu baring tutup mata dan jangan gerak kalo teriak boleh aja " katanya dengan suara nafas yang agak memburu.
Aku pun menurut karna merasa bersalah. Lalu ia membuka retsleting
celana sekolahku menurunkan CDnya dan mengelus-elus penisku dengan
lembut, setelah penisku tegak lagi dia berjongkok dan menjilatinya.

"auh.. uh.. uuh .." rintihku menahan kenikmatan semantara Bu Asmi sibuk dengan aktivitasnya

"ah .. mmhh.. Bu stop bu" rintihku karna aku merasa seperti mau meledak
Dia tak menjawab, malah semakin hebat menyedot penisku. Tubuhku
semakin mengejang dan tanpa bisa kubendung lagi, muncratlah cairan
putih itu dan aku langsung terduduk sambil berpegangan pada tepi
ranjang.


Rasanya seperti sedang melayang, ia telan habis spermaku sementara
aku masih terduduk kaku, malu takut dan senang bercampur jadi satu. Bu
Asmi lalu berdiri dan tersenyum

"gimana..lebih enak dari pada cuman liat khan..?" sambil kedua tangannya menjambak rambutku

"iya Bu enak sekali" jawabku mulai berani sambil ikut berdiri.
Setelah wajah kami berhadapan ia menciumku dengan lembut, lalu
membimbingku duduk ditempat tidur. Kami berpelukan dan Asmi kembali
menciumku, lalu melumat bibirku sementara tangannya menanggalkan
seluruh pakaian ku, dengan tangkas aku mengimbangi gerakan tangan itu
sehingga akhirnya kami sama sama tanpa pakaian. Bedanya aku telanjang
bulat sementara Asmi masih memakai BH hitamnya karna memang sengaja tak
ku lepas.


Asmi melepaskan ciuman dibibirku lalu mengarahkan kepala ku kebawah
yaitu payudaranya, aku segera melepas BH nya dan mulai meremas-remas
dadanya, sekali-sekali aku puntir putingnya sehingga ia melenguh
panjang. Puas meraba aku lalu menyapu seluruh dadanya dengan lidahku
dan menyedot ujung putingnya sambil digigit-gigit sedikit. Hasilnya
hebat sekali Asmi bergoyang sambil meracau dengan kata-kata yang tak
jelas. Setelah itu Asmi berdiri sehingga aku berhadapan dengan
vaginanya, wangi yang baru pernah kucium itu membuatku bertambah panas
sehingga kujilati semua permukaan vaginanya yang sudah banjir itu.


Setelah itu Asmi merebahkan diri di ranjang tangannya mendekap
kepalaku pahanya dibuka. Sehingga memudahkan aku menjilat dan
memasukkan lidahku kedalam vaginanya dan menggigit-gigit bagian daging
yang merah jambu. Sehingga tubuh Asmi semakin mengejang hebat

"sshh.. aahh.. terus ko" pintanya diikuti desah nafasnya.

Sekitar lima menit ku sapu vaginaya aku melepaskan dekapan pada kepalaku dan kembali mengulum bibirnya. Ia lalu meraih penisku
"masukkan ya ko udah gak tahan" katanya dengan terengah dan
membimbing penisku menerobos goa miliknya yang tek pernah lagi
merasakan penis semenjak suaminya meninggal.

Aku merasakan kenikmatan yang kebih hebat dibandingkan saat dimasukkan kemulutnya.
"slep..slep..slep" kuputar-putar didalam sambil mengikuti goyangan
pantat Asmi. sambil kupompa bibir kami terus berperang dan tanganku
meraba dan meremas payudaranya dan sekali kali memuntir putingnya.

"uh..ah..mm..ssh..terus ko..mmh" desahnya sambil meremas pantatku.
Penisku terasa semakin menegang dan vaginanya semakin hebat
berdenyut memijit penisku, tak terasa sudah sepuluh menit kami
"bergoyang".

"ooh ..mmh.. ah udah gak kuat.. biarin aja di situ ko mmh .." rintih Asmi terpejam.

Akupun semakin memperdalam tusukanku dan mempercepat tempo karna juga merasakan sesuatu yang akan keluar.

"sshh..aarrgghh" jeritnya sambil mencengkram punggungku,

"aahh..aahh" desahku pada saat yang bersamaan sambil mulutku menyedot kedua puting susunya kuat-kuat secara bergantian.
Air maniku muncrat bertepatan dengan air hangat yang terasa
memandikan penisku didalam vaginanya.Kami menikmati puncak orgasme
sampai betul-betul habis, baru aku mencabut penisku setelah sangat
lelah dan bebaring di sebelahnya sambil meremas dadanya pelan-pelan.



Kemudian dia menindihku dari atas dan bertanya "gimana hukuman dari aku ko ..?"

"enak Bu hukuman terenak didunia makasih ya"
"ibu yang terima kasih udah lama ibu bendung hasrat, hari ini dan
seterusnya ibu akan tumpahkan kekamu semuanya" sambil mencium ku.


Setelah istirahat beberapa waktu kami kembali melanjutkan aktivitas
itu tentu saja dengan tehnik dan gaya yang berbeda-beda. Tak terhitung
berapa kali aku melakukannya sewaktu SMA yang jelas jika aku pulang
kesana pasti kami melakukan lagi dan lagi.



TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar