Kamis, 19 November 2009

Elvina

Namaku Chepy, 22 tahun, mahasiswa di sebuah universitas swasta ternama di Jakarta.



Kisahku ini adalah kejadian nyata tanpa aku rekayasa sedikitpun!
Kisahku bermula setahun yang lalu ketika temanku (Dedy) mengajakku
menemaninya transaski dengan temannya (Gunawan). Saya jelaskan saja
perihal kedua orang itu sebelumnya. Dedy adalah teman kuliahku dan dia
seorang yang rajin dan ulet termasuk dalam hal berbisnis walaupun dia
masih kuliah. Gunawan adalah teman kenalannya yang juga seorang anak
mantan pejabat tinggi yang kaya raya (saya tidak tahu apakah kekayaan
orang tuanya halal atau hasil korupsi!).


Setahun yang lalu Gunawan menawarkan beberapa koleksi lukisan dan
patung (Gunawan sudah mengetahui perihal bisnis Dedy sebelumnya) milik
orang tuanya kepada Dedy, koleksi lukisan dan patung tersebut berusia
tua. Dedy tertarik tapi dia membutuhkan kendaraan saya karena
kendaraannya sedang dipakai untuk mengangkut lemari ke Bintaro, oleh
karena itu Dedy mengajak saya ikut dan saya pun setuju saja. Perlu saya
jelaskan sebelumnya, Gunawan menjual koleksi lukisan dan patung
tersebut, oleh Dedy diperkirakan karena Gunawan seorang pecandu putaw
dan membutuhkan uang tambahan.


Keesokan harinya (hari Minggu), saya dan Dedy berangkat menuju
rumah Gunawan di kawasan Depok. Setelah sampai di depan pintu gerbang 2
orang satpam berjalan ke arah kami dan menanyakan maksud kedatangan
kami. Setelah kami jelaskan, mereka mengijinkan kami masuk dan mereka
menghubungi Gunawan melalui telepon. Saya memarkir kendaraan saya dan
saya mengagumi halaman dan rumah Gunawan yang amat luas dan indah, "
Betapa kayanya orang tua Gunawan" bisik dalam hatiku. Kami harus
menunggu sebentar karena Gunawan sedang makan.


Sambil menunggu, kami berbicara dengan satpam. Dalam pembicaraan
itu, seorang satpam menceritakan kalau Gunawan itu seorang playboy dan
suka membawa wanita malam-malam ke rumahnya ketika orang tuanya sedang
pergi. Setelah menunggu selang 10 menit, akhirnya Gunawan datang (saya
yang baru pertama kali melihatnya harus mengakui bahwa Gunawan memiliki
wajah yang amat rupawan, walau saya pun seorang lelaki dan bukan
seorang homo!). Dedy memperkenalkan saya dengan Gunawan. Setelah itu
Gunawan mengajak Dedy masuk ke rumah untuk melihat patung dan lukisan
yang akan dijualnya.


Saya bingung apakah saya harus mengikuti mereka atau tetap duduk di
pos satpam. Setelah mereka berjalan sekitar 15 meter dari saya, seorang
satpam mengatakan sebaiknya kamu (saya) ikut mereka saja daripada bosan
menunggu di sini (pos satpam). Saya pun berjalan menuju rumahnya.
Ketika saya masuk, saya tidak melihat mereka lagi. Saya hanya melihat
sebuah ruangan yang luas sekali dengan sebuah tangga dan beberapa pintu
ruangan. Saya bingung apakah saya sebaiknya naik ke tangga atau
mengitari ruangan tersebut (sebenarnya bisa saja saya teriak memanggil
nama Dedy atau Gunawan tapi tindakan itu sangat tidak sopan!).


Akhirnya saya memutuskan untuk mengitari ruangan tersebut dengan
harapan dapat menemui mereka. Setelah saya mengitari, saya tetap tidak
dapat menemukan mereka. Tapi saya melihat sebuah pintu kamar yang
pintunya sedikit terbuka. Saya mengira mungkin saja mereka berada di
dalam kamar tersebut. Lalu saya membuka sedikit demi sedikit pintu itu
dan betapa terkejutnya saya ketika saya melihat seorang anak perempuan
sedang tertidur dengan daster yang tipis dan hanya menutupi bagian atas
dan bagian selangkangannya, saya bingung harus bagaimana!


Dasar otak saya yang sudah kotor melihat pemandangan paha yang
indah, akhirnya saya masuk ke dalam kamar tersebut dan menutup pintu
itu. Saya melihat sekeliling kamar itu, kamar yang luas dan indah,
beberapa helai pakaian SLTP berserakan di tempat tidur, dan foto anak
tersebut dengan Gunawan dan seorang lelaki tua dan wanita tua (mungkin
foto orang tuanya). Anak perempuan yang sangat cantik, manis dan kuning
langsat! lalu saya melangkah lebih dekat lagi, saya melihat beberapa
buku pelajaran sekolah dan tulisan namanya: Elvina kelas 1 C. Masih
kelas 1! berarti usianya baru antara 11-12 tahun. Lalu saya memfokuskan
penglihatan saya ke arah pahanya yang kuning langsat dan indah itu!
Ingin rasanya menjamah paha tersebut tapi saya ragu dan takut. Saya
menaikkan pandangan saya ke arah dadanya dan melihat cetakan pentil
susu di helai dasternya itu. Dadanya masih kecil dan ranum dan saya
tahu dia pasti tidak memakai pakaian dalam (BH atau kutang) di balik
dasternya itu!


Wajahnya sangat imut, cantik dan manis! Akhirnya saya memberanikan
diri meraba pahanya dan mengelusnya, astaga..mulus sekali! Lalu saya
menaikkan sedikit lagi dasternya dan terlihatlah sebuah celana dalam
(CD) warna putih. Saya meraba CD anak itu dan menarik sedikit karet
CDnya, lalu saya mengintip ke dalam,.. Astaga! tidak ada bulunya!
Jantung saya berdetak kencang sekali dan keringat dingin mengalir deras
dari tubuh saya. Lalu saya mencium Cdnya, tidak ada bau yang tercium.
Lalu saya menarik sedikit lagi dasternya ke atas dan terlihatlah perut
dan pinggul yang ramping padat dan mulus sekali tanpa ada kotoran di
pusarnya! Luar biasa!


Otak porno saya pun sangat kreatif juga, saya memberanikan diri
untuk menarik perlahan-lahan tali dasternya itu, sedikit-seditkit
terlihatlah sebagian dadanya yang mulus dan putih! ingin rasanya
langsung memenggangnya, tapi saya bersabar, lalu saya menarik lagi tali
dasternya ke bawah dan akhirnya terlihatlah pentil Elvina yang bewarna
kuning kecoklatan! Jantung saya kali ini terasa berhenti! Sayapun
merasa tubuh saya menjadi kaku. Jari sayapun mencolek pentilnya dan
memencet dengan lembut payudaranya. Saya melakukankan dengan lembut,
perlahan dan sedikit lama juga, sementara Elvina sendiri masih tertidur
pulas. Setelah puas, saya menjilat dan mengulum pentilnya, terasa
tawar.


Dasar otakku yang sudah gila, saya pun nekat menarik seluruh
dasternya perlahan kearah bawah sampai lepas, sehingga Elvina kini
hanya mengenakan celana dalam (CD) saja! Saya memandangi tubuh Elvina
dengan penuh rasa kagum. Tiba-tiba Elvina sedikit bergerak, saya kira
ia terbangun, ternyata tidak, mungkin sedang mimpi saja. Saya mengelus
tubuh Elvina dari atas hingga pusar/perut. Puas mengelus-elus, saya
ingin menikmati lebih dari itu! Saya menarik perlahan-lahan CD Elvina
ke arah bawah hingga lepas. Kini Elvina telah telanjang bulat! Betapa
indahnya tubuh Elvina ini, gadis kelas 1 SLTP yang amat manis, imut dan
cantik dengan buah dada yang kecil dan ranum serta vaginanya yang belum
ada bulunya sehelaipun!


Lalu saya mengelus bibir vaginanya yang mulus dan lembek dan
sayapun menciumnya. Terasa bau yang khas dari vaginanya itu! Dengan
kedua jari telunjuk saya, saya membuka bibir vaginanya dengan
perlahan-lahan, terlihat dalamnya bewarna kemerah –merahan dengan
daging di atasnya. Saya menjulurkan lidah saya ke arah vaginanya dan
menjilat-jilat vaginanya itu. Saya deg-degan juga melakukan adegan itu.
Saya tahu tindakan saya bisa ketahuan olehnya tapi kejadian ini sulit
sekali untuk dilewatkan begitu saja! Benar dugaan saya!


Pada saat saya sedang asyiknya menjilat vaginanya, Elvina
terbangun! Saya pun terkejut setengah mati! Untung Elvina tidak teriak
tapi hanya menutup buah-dadanya dan vaginanya dengan kedua tangannya.
Mukanya kelihatan takut juga. Elvina lalu berkata " Siapa kamu, apa
yang ingin kamu lakukan?". Saya langsung berpikir keras untuk keluar
dari kesulitan ini! Lalu saya mengatakan kepada Elvina: " Elvina, saya
melakukan ini karena Gunawan yang mengijinkannya!", kataku yang
berbohong. Elvina kelihatan tidak percaya lalu berkata " Tidak mungkin,
Gunawan kakakku!". Pandai juga dia! Tapi saya tidak menyerah begitu
saja. Saya mengatakan lagi " Elvina, saya tahu Gunawan kakakmu tapi dia
punya hutang yang amat besar pada saya, apakah kamu tega melihat
kakakmu terlibat hutang yang amat besar? Apakah kamu tidak kasihan pada
Gunawan?, kalau dia tidak melunasi hutangnya, dia bisa dipenjara "
kataku sambil berbohong. Elvina terdiam sejenak.


Saya berusaha menenangkan Elvina sambil mengelus rambutnya. Elvina
tetap terdiam. Sayapun dengan lembut menarik tangannya yang menutupi
kedua buah dadanya. Dia kelihatannya pasrah saja dan membiarkan
tangannya ditarik oleh saya. Terlihat lagi kedua buah dadanya yang
indah dan ranum itu! Saya mencium pipinya dan berkata "Saya akan selalu
mencintaimu, percayalah!". Saya merebahkan tubuhnya dan menarik
tangannya yang lain yang menutupi vaginanya. Akhirnya dia menyerah dan
pasrah saja terhadap saya. Saya tersenyum dalam hati. Saya langsung
buru-buru membuka seluruh pakaian saya untuk segera menuntaskan " tugas
" ini (maklum saja, kalau terlalu lama, transaksi Gunawan dengan Dedy
selesai, sayapun bisa ketahuan, ujung-ujungnya saya bisa saja
terbunuh!).


Saya langsung mencium mulut Elvina dengan rakus. Elvina
kelihatannya belum pernah ciuman sebelumnya karena dia masih kaku. Lalu
saya mencium lehernya dan turun ke arah buah dadanya. Saya menyedot
kedua buah dadanya dengan kencang dan rakus dan meremas-remas kedua
buah dadanya dengan sangat kuat, Elvina kelihatannya kesakitan juga
dengan remasan saya itu, Sayapun menarik-narik kedua pentilnya dengan
kuat! "Sakit Kak " kata Elvina. Saya tidak lagi mendengar rintihan
Elvina. Saya mengulum dan menggigit pentil Elvina lagi sambil tangan
kanan saya meremas kuat pantat Elvina. Setelah puas, saya membalikkan
badan Elvina sehingga Elvina tengkurap.


Saya jilat seluruh punggung Elvina sampai ke pantatnya. Saya remas
pantat Elvina kuat-kuat dan saya buka pantatnya hingga terlihat anusnya
yang bersih dan indah. Saya jilat anus Elvina, terasa asin sedikit!
Dengan jari telunjuk saya, saya tusuk-tusuk anusnya, Elvina kelihatan
merintih atas tindakan saya itu. Saya angkat pantat Elvina, saya remas
bagian vagina Elvina sambil ia nungging (posisi saya di belakang
Elvina). Elvina sudah seperti boneka mainan saya saja! Setelah puas,
saya balikkan lagi tubuh Elvina sehingga ia terlentang, saya naik ke
atas kepala Elvina dan menyodorkan penis saya ke mulut Elvina. " Jilat
dan kulum!" kataku. Elvina ragu juga pada awalnya, tapi saya terus
membujuknya dan akhirnya ia menjilat juga.


Penis saya terasa enak dan geli juga dijilat olehnya, seperti anak
kecil yang menjilat permen lolipopnya. "Kulum!" kataku, dia lalu
mengulumnya. Saya dorong pantat saya sehingga penis saya masuk lebih
dalam lagi, kelihatannya dia seperti mau muntah karena penis saya
menyentuh kerongkongannya dan mulutnya yang kecil kelihatan sulit
menelan sebagian penis saya sehingga ia sulit bernapas juga. Sambil ia
mengulum penis saya, tangan kanan saya meremas kuat-kuat payudaranya
yang kiri hingga terlihat bekas merah di payudaranya.


Saya langsung melepaskan kuluman itu dan menuju ke vaginanya. Saya
jilat vaginanya sepuas mungkin, lidah saya menusuk vaginanya yang merah
pink itu lebih dalam, Elvina menggerak-gerakkan pantatnya kiri-kanan,
atas-bawah, entah karena kegelian atau mungking ia menikmatinya juga.
Sambil menjilat vaginanya, kedua tangan saya meremas-remas pantatnya.


Akhirnya saya ingin menjebol vaginanya. Saya naik ke atas tubuh
Elvina, saya sodorkan penis saya ke arah vaginanya. Elvina kelihatan
ketakutan juga, " Jangan kak, saya masih perawan!", Nah ini dia! saya
membujuk Elvina dengan rayuan-rayuan manis. Elvina terdiam pasrah. Saya
tusuk penis saya yang besar itu yang panjangnya 18 cm dan diameter 6 cm
ke vaginanya yang kecil sempit tanpa bulu itu! Sulit sekali awalnya
tapi saya tidak menyerah. Saya lebarkan kedua kakinya hingga ia sangat
mengangkang dan vaginanya sedikit terbuka lagi, saya hentakkan dengan
kuat pantat saya dan akhirnya kepala penis saya yang besar itu berhasil
menerobos vaginanya!


Elvina mencakar tangan saya sambil berkata " sakitt!!" saya tidak
peduli lagi dengan rintihan dan tangisan Elvina! Sudah sepertiga penis
saya yang masuk. Saya dorong-dorong lagi penis saya ke dalam lobang
vaginanya dan akhirnya amblas semua! Dan seperti permainan sex pada
umumnya, saya tarik-dorong, tarik-dorong, tarik-dorong, terus-menerus!
Elvina memejamkan matanya sambil menggigit bibirnya. Tangan saya tidak
tinggal diam, saya remas kedua buah dadanya dengan sangat kuat hingga
ia kesakitan dan saya tarik-tarik pentilnya yang kuning kecoklatan itu
kuat-kuat! Saya memainkan irama cepat ketika penis saya menghujam
vaginanya.


Baru 5 menit saya merasakan cairan hangat membasahi penis saya,
pasti ia mencapai puncak kenikatannya. Setelah bermain 15 menit
lamanya, saya merasakan telah mencapai puncak kenikmatan, saya
tumpahkan air mani saya kedalam vaginanya hingga tumpah ruah. Saya puas
sekali! Saya peluk Elvina dan mencium bibir, kening dan lehernya. Saya
tarik penis saya dan saya melihat ada cairan darah di sprei kasurnya.
Habislah keperawanannya!


Setelah itu saya lekas berpakaian karena takut ketahuan. Saya ambil
uang 300.000 rupiah dari saku saya dan saya berikan ke Elvina, "
Elvina, ini untuk uang jajanmu, jangan bilang ke siapa-siapa yah ",
Elvina hanya terdiam saja sambil menundukkan kepala dan menutupi kedua
buah dadanya dengan bantal. Saya langsung keluar kamar dan menunggu
saja di depan pintu masuk. Sekitar 10 menit kemudian Gunawan dan Dedy
turun sambil menggotong lukisan dan patung. Ternyata mereka
transaksinya bukan hanya lukisan dan patung saja tapi termasuk beberapa
barang antik lainnya. Pantasan saja mereka lama!


Akhirnya saya dan Dedy permisi ke Gunawan dan ke kedua satpam itu.
Kami pergi meninggalkan rumah itu. Dedy puas dengan transaksinya dan
saya puas telah merenggut keperawanan adik Gunawan. Ha ha ha ha ha,
hari yang indah dan takkan terlupakan!



TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar