Kamis, 19 November 2009

Angela - 3

Malamnya kutelepon Angela. Kami setuju untuk pergi ke mall untuk
berjalan-jalan. Angela mengenakan terusan model babydoll dengan panjang
sampai 10 cm di atas lutut. Bahannya halus dan lembut. Pantyhose
berwarna putih, ultra sheer, ditambah dengan sepatu tali berwarna putih
yang melingkar sampai ke pertengahan betisnya, membangunkan penisku
yang sedang tidur. Rambutnya terurai rapi, make up berwarna natural dan
tipis, lipstick merah muda yang paling muda dengan wet look. Ketika
masuk ke dalam mobil, dia menyapaku dengan manis dan manja.



"Sabar ya Ko Indra sayang.."


Angela mengatakan hal itu seolah-olah ia mengetahui apa yang sedang
kupikirkan saat ini, yaitu berhubungan sex dengannya saat ini juga.
Dengan tampang kecewa yang kubuat komikal aku mengeluh. Namun hal ini
mengundang tawa bahak dari Angela.



"Apa tidak ada yang tahu kalau kita pergi bersama?" tanyaku.
"Tidak ada, aku cuma bilang mau bantu-bantu temanku yang mau
married, jadi aku punya alasan untuk pulang sampai malam." jawab Angela
sambil tersenyum manis.

"Angela, kamu benar-benar cantik, manis dan seksi sekali."

"Ko Indra bisa aja, kan aku dandan seperti ini cuma untuk Ko Indra."

"Memangnya kamu tidak pernah dandan untuk cowok kamu?"

"Cowok yang mana ya?"

"Kemarin katanya sudah punya?"

"Oh yang itu.. Sudah putus tuh.."

"Kapan?"

"Tadi malam." Angela menjawab dengan tenang.

"Boleh tahu kenapa?"

"Ko Indra lucu deh, pake acara nanya segala."



Aku menduga bahwa akulah yang menjadi alasan dari putusnya hubungan antara Angela dengan pacarnya.



"Gara-gara aku ya?"



Tiba-tiba saja Angela mencium pipi kiriku.



"Cuma Ko Indra yang bisa membahagiakanku."


Rasanya jantungku hendak meloncat keluar mendengar pernyataannya.
Kuelus-elus pahanya yang dengan manis terbungkus oleh ultra sheer
pantyhose berwarna putih sambil tersenyum manis.


Setelah beberapa saat, kami tiba di Plaza Senayan. Sambil
bergandengan tangan kami memasuki pintu samping Plaza. Kami masuk ke
Metro dan langsung menuju ke bagian pakaian dalam. Angela melihatku
dengan senyumnya yang nakal. Kami mulai dari lantai dasar yang banyak
menjual sepatu-sepatu wanita. Aku menyodorkan beberapa pasang sepatu
tali yang sexy dan bagus. Ternyata Angela juga menyukainya dan aku
membeli 2 pasang sepatu tali yang ber-hak tinggi dan sedang untuk
Angela. Kemudian kami naik ke lantai atas untuk melihat-lihat stocking
dan pantyhose yang dipajang pada counternya dan sibuk membahasnya.
Akhirnya kami memutuskan untuk membeli semua merk yang ada dalam
beberapa warna. Namun kali ini Angela yang memaksa untuk membayar.
Setelah itu kami makan siang di sebuah cafe di lantai atas.


Aku sengaja memilih tempat yang terletak disudut ruangan. Kami
duduk di sofa yang menempel pada kedua sisi ruangan. Kami memesan dua
piring spagheti, dan jus untuk makan siang kami. Setelah pelayan yang
mencatat pesanan kami pergi, aku sibuk memeriksa sekeliling kami.
Suasana masih sepi dan tidak ada yang memperhatikan kami, yang
terpenting adalah taplak meja yang panjangnya sampai ke lantai.
Benar-benar cocok untuk melaksanakan rencanaku. Dengan sekejap aku
masuk ke bawah meja.



"Ko Indra.." Angela berusaha menyingkap kain yang menutupiku.

"Ssst.. Jangan keras-keras, nanti ketahuan.." Bisikku.

"Mau ngapain sih?"

"Ada deh.." Jawabku dengan senyum nakal.


Kurapikan kain penutup meja itu sehingga menutupi seluruh bagian
pinggang Angela. Kemudian kubuka kedua kaki Angela yang menutupi
selangkangannya. Lalu aku belai-belai vaginanya yang terbalut oleh
pantyhose putih yang seksi.



"Ko Indra.. Jangan di sini nanti ada yang melihat.." Bisiknya.


Aku mengacuhkan bisikannya, karena aku merasakan bahwa Angela tidak
memakai celana dalam dan pantyhose yang dikenakannya adalah yang 'sheer
to waist'. Langsung saja kukulum vaginanya sambil membelai-belai
kakinya yang panjang dan lembut.



"Ko Indra.."


Aku dapat merasakan sensasi nikmat yang menghanyutkan bersamaan
dengan perasaan takut begitu pula dengan Angela. Kujilati seluruh
bagian dari selangkangan Angela. Tidak lama kemudian aku dapat
merasakan cairan manis yang khas mengalir dari vaginanya dan bercampur
dengan kulumanku yang basah. Aku menjadi semakin bersemangat dan horny.
Kupercepat kuluman dan tarian erotis lidahku. Sensasi yang menggelitik
dan eksotis membuat tubuh Angela bergetar-getar. Aku yakin Angela pasti
sedang berusaha keras untuk menahan ekspresinya dan menahan desahannya.
Penisku meronta-ronta untuk keluar dari dekapan celana dalamku. Aku
terus melahap Angela dengan penuh nafsu, dan tanganku tidak
henti-hentinya membelai dan mengelus-elus kakinya.



"Silahkan Minumnya." Terdengar suara dari seorang pelayan wanita yang mengantarkan minuman.

"Terima kasih.." jawab Angela dengan suara yang sedikit bergetar.


Aku dapat merasakan Angela sedang menyedot jus yang baru saja di
antar. Tangan kanannya menyelinap masuk ke dalam taplak meja dan
mengelus-ngelus kepalaku. Tidak lama kemudian terdengar lagi suara dari
pelayan wanita yang sama, membawakan pesanan kami. Setelah meletakan
pesanan kami, pelayan itu meninggalkan Angela.



"Sayang ayo dimakan dulu." Bisikku dari bawah.


Angela dengan kikuk mencoba memakan spagheti yang telah kami pesan.
Dia berusaha untuk tenang dan mencoba menikmati makanannya. Aku tahu
dengan pasti sensasi yang dihasilkan oleh vaginanya (dengan pertolongan
lidahku yang nakal) telah mengambil alih kesadarannya. Tiba-tiba saja
terdengar suara langkah kaki yang mendekat, bersamaan dengan itu pula
kedua kaki Angela menjepit kepalaku dengan kencang. Akhirnya aku
merasakan otot-otot pinggul dan kakinya berkontraksi dengan keras.
Cairan orgasmenya mengalir makin banyak, kulahap semua sampai tak
tersisa. Badan Angela sedikit berguncang dan mengeluarkan suara seperti
tersedak.



"Apa Ibu tidak apa-apa?"

"Oh.. Tidak.. Cuma sedikit tersedak.." Jawabnya dengan gugup.


Tidak kusangka Angela masih dapat berbicara menutupi keadaannya
yang sedang orgasme. Setelah beberapa saat, Angela mulai mengendorkan
jepitan kakinya, otot-otot pinggulnyapun mulai rileks. Aku mengintip
dari belakang kain untuk melihat keadaan dan langsung aku keluar dari
kolong meja dan duduk di sebelahnya.



"Batuk ya?" tanyaku.

"Ko Indra! Hampir saja tadi ketahuan!" Serunya sambil mencubit kecil pahaku.

"Tapi seru kan?" jawabku sambil tertawa kecil.

"Iya.. Tapi sekarang waktunya pembalasan!"


Dengan cepat Angela memeriksa keadaan dan langsung turun ke bawah
meja. Dengan cekatan Angela membuka resleting celanaku dan membebaskan
penisku dari kurungan celana dalamku. Langsung saja penisku berdiri
dengan tegak. Tanpa mengulur waktu Angela mulai menjilati ujungkepala
penisku, menikmati cairan pra orgasme yang telah membasahi kepala
penisku. Lidahnya yang lembut dan hangat menari-nari indah, diselingi
dengan kuluman yang dalam. Gerakan Angela sangat agresif seakan-akan
ingin membuatk meledak saat itu juga. Aku tentu saja tenggelam dalam
kenikmatan eksotis dan erotis yang diberikan oleh Angela.


Seperti halnya Angela, aku tidak dapat berkonsentrasi menikmati
makananku. Untung saja porsinya sedikit. Seluruh badanku dipenuhi oleh
listrik-listrik kecil yang semuanya menyerbu pusat saraf sensorikku.
Tinggal suapan terakhir, oral yang diberikan oleh Angela membawaku ke
puncak kenikmatan duniawi, yaitu orgasme. Badanku ikut bergetar dan
menimbulkan suara. Aku berhasil menahan desahan nikmatku dalam-dalam.
Seorang pelayan wanita datang untuk menawarkan tambahan minuman atau
makanan.



"Tidak.. Sudah cukup.." dengan seluruh kesadaran yang tersisa aku menjawab.


Gelombang demi gelombang orgasme melanda penisku. Dengan setia
Angela menampung semua itu di dalam mulutnya dan kemudian menelan madu
murni yang keluar dari penisku. Setelah reda, dia masih saja menjilati
dan menghisap penisku sampai kering, sampai semua madu yang melekat di
penisku dihabiskannya, baru penisku yang masih setengah berdiri
disimpan kembali ke dalam celanaku.



Aku memberinya isyarat untuk keluar. Dengan Senyum nakal yang manis, Angela berkata:



"Benar nih nggak mau tambah lagi?"



Kami tertawa terbahak-bahak sambil berpelukan. Setelah menghabiskan minuman kami, aku memanggil pelayan dan meminta bon.

Setelah membayar, kami berdiri, menenteng belanjaan kami, pada saat itu juga manajer cafe datang menghampiri kami.



"Terima kasih atas kedatangannya. Apakah rasa makanannya cocok?"

Dengan spontan kujawab, "Dessertnya enak sekali."

"Appetizernya juga enak." sambung Angela.


Dengan senyum nakal kami meninggalkan manajer yang sedang
kebingungan karena jelas-jelas kami tidak memesan makanan pembuka
maupun pencuci mulut.


Petualangan yang menegangkan di cafe tersebut ternyata makin
membangkitkan nafsu horny kami. Akhirnya kami memutuskan untuk nonton
film di bioskop. Ternyata cara ini tidak banyak membantu. Film tidak
kami gubris sama sekali selama hampir satu setengah jam kami bercumbu
dengan liar. Leher dan kuping tidak luput dari kuluman kami. Jari-jari
mungil Angela berkelana ke selangkanganku dan masuk ke dalam celanaku
dan bermain-main dengan penisku. Jarinya yang halus dan lembut
membelai-belai kejantananku, kadang-kadang membuat lingkaran-lingkaran
kecil pada ujung kepala penisku. Benar-benar kenikmatan tiada tara.
Tanganku tidak dapat menjangkau selangkangannya karena posisi duduk
yang tidak memungkinkan.


Setelah film selesai, kami masuk ke kamar kecil untuk merapikan
diri. Aku tidak mengalami orgasme, meskipun demikian itu merupakan
pengalaman yang tak terlupakan. Aku juga yakin pasangan yang duduk
tidak jauh dari kami juga melakukan hal yang sama karena kami.


Setelah itu kami langsung menuju ke sebuah hotel yang telah
kubooking pada waktu pagi tadi. Ketika pintu kamar ditutup dan dikunci,
aku langsung menarik lengan Angela dan memeluknya dengan erat.
Barang-barang belanjaan kami jatuh berceceran di lantai. Ku kulum bibir
dan lidahnya yang lembut dan hangat. Aku tidak tahu Darimana asalnya
french kiss, namun aku yakin orang pertama yang menemukannya akan
langsung horny melihat adegan french kiss kami yang dipenuhi dengan
hasrat dan nafsu.


Di sebelah pintu masuk terdapat sebuah lemari baju dengan kaca yang
panjang. Posisi kami tepat di depan kaca tersebut. Aku melihat bayangan
kami yang sedang bercumbu. Benar-benar pemandangan yang sangat erotis
dan indah. Mulut kami terbuka lebar, bibir saling beradu. Lidahku
dengan lincah menelusuri bagian luar dari mulut dan dagu Angela. Lidah
bidadariku pun tidak kalah lincah dan agresifnya. Semua dagu dan
mulutku, bahkan sampai ke pipi ku basah semua. Setiap kali lidahnya
menyapu permukaan kulitku, kurasakan api hasrat liarku makin membesar.
Lidah kami akhirnya bertemu. Angela makin bertambah semangat dan terus
mendesah nikmat. Tangannya menelusuri seluruh bagian dari punggungku.
Kubelai kepalanya sambil meremas-remas rambutnya yang lembut, tangan
kiriku meremas-remas pantatnya yang bulat dan kenyal.



"Kohh.. In.. Dra.."



Tiba-tiba saja Angela menghentikan cumbuannya.



"Aku punya sesuatu untuk Ko Indra."

"Apa itu?" jawabku dengan tergesa-gesa, karena akuingin secepat mungkin bersetubuh dengannya.

"Lepas semua pakaian dan duduk di ranjang."


Aku ikuti permainannya dan melakukan apa yang ia minta. Penisku
mencuat bagaikan tiang bendera. Angela menghampiriku dan berlutut
dihadapanku. Bibirnya langsung mengecup kebanggaanku yang telah
membuatnya tenggelam dalam lembah kenikmatan duniawi yang indah.
Lidahnya menjilati kepala penisku, tepatnya menjilati cairan bening
yang keluar dari celah penisku, kemudian mulutnya melahap selurh kepala
penisku dan disedotnya sampai kering, tidak lupa lidahnya yang lembut
dan basah menari-nari dengan sensual.



Kubelai rambut dan kepalanya.



"Angela.."


Dia melihatku dan tersenyum, kemudian bangkit dan mengulum bibir
dan lidahku. Aku masih dapat merasakan aroma memabukan dari cairan pra
orgasmeku yang bercampur dengan ludahnya.


"Ko Indra duduk di sini dan nikmati pertunjukannya, tapi tidak
boleh dalam bentuk atau cara apapun merangsang atau menyentuh penis
milikku."



Angela mengatakan itu disebelah telinga kiriku, sambil mengelus-elus kejantananku.



"Bagaimana Ko..?" angela menjulurkan lidahnya dan menjilat rahang dan kupingku.

"Ok." jawabku.


Dia tersenyum nakal dan genit. Sepertinya aku telah membangkitkan
sisi nafsunya yang terpendam. Angela mengambil barang-barang belanjaan
kami dan menaruhnya di depanku. Ia mengambil sebuah pantyhose berwarna
hitam transparan dan mengeluarkan isinya. Angela menarik bangku meja
rias dan menaruhnya di hadapanku, kemudian ia duduk menghadap ke kanan,
sehingga sisi kanan tubuhnya ada di hadapanku. Kaki kanannya diletakan
sedikit lebih maju dari kaki kirinya. Dengan perlahan ia menunduk dan
tangannya membelai dan mengelus-elus betisnya yang ramping dan padat.


Terdengar suara gesekan halus yang terjadi karena gesekan antara
tangannya dengan pantyhose yang ia kenakan. Suara ini bagaikan musik
eksotis yang luar biasa, hingga cairan beningku kembali menetes keluar.
Ia melihat ke arahku dan tersenyum manis.



"Apa Ko Indra suka?"


Aku hanya dapat mengagguk. Angela kembali mengelus-elus betis,
pergelangan kaki, sampai jari-jari kakinya. Benar-benar pemandangan
yang tidak ada bandingannya. Dia sengaja merangsangku.


Dengan perlahan-lahan dan anggun jari-jari mungilnya menarik simpul
tali sepatunya yang terletak di tengah-tengah betisnya. Tali tersebut
diletakan dengan lembut olehnya. Ujung kakinya ia kuncupkan dan
perlahan-lahan ditarik mundur dari sepatunya. Ujung kakinya di daratkan
di lantai dan kedua tangannya membelai dan memijat-mijat kecil tumit
dan telapak kakinya. Kembali ia melihatku sambil tersenyum nakal. Ia
berbalik ke arah kiri dan hal yang sama ia ulangi sekali lagi untuk
kaki kirinya.


Penisku makin bertambah keras dan basah melihat pertunjukan erotis
angela. Ia berdiri, baju baby doll putihnya ia angkat setinggi
pinggang. Pantyhose putih transparannya yang sexy membuat mataku
berkunang-kunang dan penisku meronta-ronta untuk dapat masuk ke dalam
vagina Angela dan bersetubuh dengannya habis-habisan. Itulah rencana
balas dendam ku karena angela telah dengan sengaja menggoda dan
membuatku demikian terangsang.


Angela membelakangiku dan membungkuk sehingga pantatnya tepat di
depan mataku. Ia turunkan pantyhose putihnya pelan-pelan. Ketika
Pantyhosenya telah melewati selangkangannya, dengan jelas dapat kulihat
vaginanya yang berwarna merah muda diseliputi oleh cairan hornynya yang
membuatku ketagihan, dan mekar Dengan indah. Aku yakin Angela juga
merasa terangsang dengan pertunjukan solonya. Satu persatu Kakinya
diangkat dan keluar dari lapisan pantyhosenya. Setelah itu Angela
melemparkannya ke ranjang di sebelahku.


Ia mengambil Pantyhose berwarna hitam transparan (ultra sheer) dan
memasukan tangannya ke kaki bagian kanan pantyhose tersebut, ia raih
ujungnya dan ia tarik ke atas. Angela kembali duduk di ujung bangku. Ia
masukan ujung kaki kanannya ke dalam pantyhose dan tanganya menarik
pantyhose itu ke atas mengikuti lekuk tumit dan betisnya sampai lutut.
Dengan cara yang sama ia lakukan lagi dengan kaki kirinya sambil
melihat kudengan tatapan penuh dengan nafsu. Pantyhose di tarik ke atas
sampai ke pinggangnya. Angela merapikan pantyhosenya mulai dari ujung
kaki sampai ke pangkal pahanya.


Penisku rasanya ingin meledak saat itu juga. Setelah rapi ia
mengambil sepatu tali hitam dengan tumit tinggi dan memakainya dengan
sensual. Ia jilat bibirnya untuk menggoda ku. Entah sudah berapa banyak
cairan kenikmatanku mengalir. Baju babydoll nya ia rapikan kemudian
dengan gaya seperti seorang peragawati Angela berjalan lenggak-lenggok
di hadapanku.


Angela memang pernah menjadi model dan masuk TV. Warna hitam
pantyhosenya tipis sekali sehingga hanya meninggalkan aksen hitam pada
kakinya yang panjang. Dua pasang, tiga pasang.. Yang ketiga adalah
sebuah stocking berwarna kulit sangat transparan yang terbuat dari
bahan yang halus sekali. Saat ini juga, Angela telah telanjang bulat.
Penis dan selangkanganku sudah basah total. Pikiranku hanya terfokus
pada Angela bidadariku. Kuperhatikan wajahnya yang cantik dan manis
seperti sedang menahan sesuatu. Setiap pasang pantyhose yang telah ia
pakai semuanya meninggalkan bercak basah pada selangkangannya.


Stocking yang ia kenakan tidak dapat menahan cairan manisnya
sehingga dengan sinar matahari sore aku dapat melihat dengan jelas
ujung stocking bagian atas berwarna lebih gelap seperti terkena air.
Tidak lain dapat kusimpulkan cairan itu berasal dari vagina Angela yang
sudah sangat sensitif dan horny.



"Angela.."


Ia datang menghampiriku. Langsung kudekap dan kutidurkan Angela di
atas ranjang. Kucumbu dengan penuh nafsu pelampiasan dan tangan kiriku
mendarat di selangkangannya yang sudah banjir. Kuelus-elus bibir-bibir
vaginanya.


Angela mendesah dan bergetar. Kukonsentrasikan jari tengahku pada
klitorisnya. Kutekan dengan sedikit kencang dan kugetarkan tanganku.
Angela mendesah dengan kencang dan dalam hitungan detik seluruh tubuh
Angela menggeliat hebat dan otot-otot pinggulnya bergetar dengan
kencang.



"Ko Indra..!" Angela meneriakan namaku.


Gelombang demi gelombang orgasme klitoris Angela membuktikan betapa
nikmatnya kenikmatan seksual. Setelah hampir satu menit, orgasmenya
mulai mereda. Ia menatapku dengan penuh kasih. Kumasukan jariku ke
dalam vaginanya dan mencari titik G spotnya. Badannya kembali
menggeliat dan desahan yang keluar bagaikan musik erotis di telingaku.
Dengan variasi tekanan kurangsang daerah G spotnya.


Sampai pada akhirnya meledaklah orgasmenya. Kukulum payudaranya dan
kuhisap kencang-kencang. Otot-otot dinding vaginanya berkontraksi
kencang sekali mendorong jariku. Kupertahankan posisiku dan Angela
meronta-ronta dalam kenikmatan orgasme yang tidak pernah ia bayangkan
sebelumnya. Cairan yang hangat mengalir keluar dari dalam vaginanya.
Aku berpindah posisi dan mengulum vaginanya dan madu murni yang keluar
dari dalam. Lidahku kujulurkan dan merangsang kembali G spotnya. Angela
kembali bergetar tiada henti. Cairan hangat itu kembali keluar tiada
habis. Kuhisap dan kutelan semuanya.


Setelah puas, aku mengangkat kedua kakinya yang sudah lemas ke
pundakku. Kepalaku berada di tengah-tengah kakinya. Kumasukan penisku.
Mulutnya terbuka lebar namun tidak ada suara. Penisku menemukan surga
didalam vaginanya. Kutarik keluar dan masuk lagi dengan lembut dan
stabil. Ku belai dan elus kedua kakinya yang terbungkus stocking yang
lembut dan seksi. Angela dengan pasrah menikmati percintaan ini.
Matanya terpejam dan nafasnya pendek dan cepat. Aku juga tidak akan
dapat bertahan lama setelah semua rangsangan visual yang ia berikan,
namun aku mencoba untuk bertahan.


Vaginanya yang sudah terlalu sensitif langsung meledak lagi. Aku
sudah tidak dapat bertahan lebih lama lagi, karena dinding-dinding
vaginanya meremas-remas penisku. Ku tarik penisku dan memasukannya ke
dalam mulut Angela. Dengan setia ia menerima semua semburan orgasme ku
dan menghabiskan madu ku. Badanku bergetar dan mendesah nikmat.


Angela membuka matanya dan menatapku dengan manis. Aku tahu dia
pasti kelelahan karena mengalami orgasme kuat secara berturut-turut.
Setelah bersih kukeluarkan penisku, namun Angela menolaknya. Dengan
segenap tenaganya ia berbalik dan membaringkan aku di atas ranjang.
Bidadariku terus memberikan oral pada kejantananku yang tetap keras.
Lidahnya menelusuri seluruh bagian dari batang penisku. Makin lama
Angela semakin fasih meng-oral seks penisku. Kuganjal kepalaku dengan
beberapa buah bantal agar dapat melihat pemandangan yang indah ini.
Bidadari cantik ku benar-benar sangat menikmati dan menyukainya.


Aku tidak ingin sensasi dan waktu ini berlalu. Aku benar-benar
laki-laki yang beruntung. Menit-menitpun berlalu tanpa terasa. Orgasme
kuat kembali mengambil alih tubuh dan pikiranku. Kali ini Angela
sengaja mengumpulkan madu orgasmeku di dalam mulutnya, kemudian ia
bermain-main dengan penisku dan spermaku. Hasilnya penisku berlumuran
madu putihku. Sambil tersenyum dan memandangku ia menjilat dan
menghisap habis semua madu yang berceceran. Meskipun telah berorgasme
dan ejakulasi berkali-kali kejantananku masih menolak untuk istirahat
dan tetap horny. Aku tidak mungkin melanjutkannya lagi karena Angela
sudah lelah. Dia tertidur dengan senyum puas di dadaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar