Kamis, 19 November 2009

Angela - 1

Aku
punya seorang teman baik. Dia punya 2 orang adik perempuan. Yang paling
kecil berumur 22 tahun. Namanya Angela, tingginya sekitar 170 cm,
dengan badan yang langsing, sepasang kaki yang panjang, dan dada yang
tidak terlalu besar. Wajahnya bagaikan bidadari dalam mimpi semua pria.
Aku tidak menyangka dia akan menjadi secantik ini.


Suatu hari aku ke rumah temanku utk berangkat ke kantor bersama.
Ketika itu aku melihat Angela sedang sarapan di ruang makan sendirian.



"Hi.." sapaku.

"Ko Adi sedang mandi, mungkin sebentar lagi selesai." Katanya.


Kemudian dia bangkit dan merapikan piring dan sendoknya dan
langsung pamit untuk pergi ke kampus. Ketika Angella berdiri, aku bisa
melihat seluruh tubuhnya. Dia memakai baju kemeja putih lengan pendek,
rok coklat selutut, kemudian penis ku rasanya ingin meletus saat itu
juga. Tidak kusangka dia memakai pantyhose berbahan transparan (ultra
sheer) ditambah lagi sepatu talinya yang berwarna hitam membuat kakinya
lebih indah dan seksi sekali. Terjadi peperangan batin yang sangat
hebat di dalam diriku. Di satu pihak, hasrat penisku yang sangat
berkobar-kobar untuk bercinta dengan kakinya kemudian menyetubuhinya
berkali-kali. Di pihak lain, otakku mengatakan itu tidak baik, dan
tidak mungkin aku melakukannya di saat ini. Sayang dia sudah punya
pacar kalau tidak, pasti akan kujadikan miliku.


Ketika Angella sudah menghilang dari belakang pintu, dengan cepat
aku naik ke lantai 2 dan mencoba untuk memasuki kamarnya. Beruntung
sekali karena tidak dikunci. Aku segera menghampiri lemari pakaiannya
dan mencari harta karun fantasi sex-ku. Tetapi aku mengalami kekecewaan
karena dia hanya punya 3 pasang pantyhose, sehingga aku tidak mungkin
mengambilnya. Untuk mengobati kekecewaanku, aku mencari keranjang
cucian yang ada di kamar mandinya. Aku cari celana dalamnya. Aku
menemukannya di antara pakaian tidurnya. Dengan cepat aku mengambil
celana dalamnya yang terbuat dari bahan satin yang halus dan
menempelkannya di hidung dan menarik nafas dalam-dalam. Pikiranku
langsung melayang dan penisku semakin mengeras dan panjang.


Celana dalamnya masih menyimpan aroma yang khas dari vagina seorang
wanita. Tapi aku buru-buru menyimpannya ke dalam kantong celanaku dan
meninggalkan kamarnya. Aku kembali ke lantai 1 dan masuk ke kamar
mandi. Aku buka resleting celanaku dan membebaskan penisku dari
kurungan celana dalamku dan segera aku balutkan celana dalam Angela ke
batang penisku dan langsung masturbasi sambil membayangkan bercinta
dengan seorang bidadari perawan yang cantik yang mengenakan pantyhose
dengan sepatu tali yang seksi.


Kubayangkan penisku masuk dan keluar, memompa vaginanya dengan
cepat dan keras. Hanya dalam hitungan beberapa detik kemudian, aku
mengalami ejakulasi yang hebat. Dengan sisa-sisa tenaga aku arahkan
penisku ke jambannya, dan 3 semprotan panjang mengawali puncak orgasme
ku dan diakhiri dengan beberapa tetes spermaku. Nafasku memburu dan
berkeringat.



"Indra! Kamu lagi di WC ya?" terdengar teriakan dari Adi.
"Iya, bentar, gue lagi kencing nih." Dengan cepat aku keluarkan
tissueku dan membersihkan kepala penisku yang tersayang, kemudian ku
tarik flush yang ada di jamban dan hilanglah bukti dari hasrat ku yang
membara. Ku simpan kembali harta karun ku dan keluar dari WC dan
bertingkah seolah-olah tidak terjadi apa-apa.


Sepanjang hari aku selalu teringat akan Angela, setiap kali aku ke
WC aku selalu mengeluarkan celana dalam Angela dan menghirupnya
dalam-dalam. Ternyata aroma wangi dari vagina Angela sangat memikat dan
merangsang. Malamnya aku kembali bermasturbasi sambil membayangkan
Angela, adik dari teman baikku yang sekarang menjadi objek fantasi
sexual-ku.


Tidak kusangka keberuntungan berpihak kepadaku. Tidak lama kemudian
Adi keluar dari kantor karena mendapatkan tawaran yang lebih bagus.
Angela, bidadariku, yang mengambil alih pekerjaannya. Indahnya lagi,
Adi memintaku untuk mengantarnya pulang karena tidak ada yang
menjemput.


Hari pertama Angela masuk kerja merupakan surga dan neraka bagiku.
Angela mengenakan terusan dengan model smart suit setinggi lutut yang
berwarna coklat pastel muda dan ultra sheer pantyhose dan sepatu tali
putih dengan hak sedang. Aku selalu mencari cara dan alasan untuk
selalu berdekatan dengannya dan melahap kakinya yang menggiurkan dengan
mataku.


Memang aku mempunyai fetish terhadap pantyhose sejak masih kecil.
Semua ini karena adik terkecil dari ibu ku. Secara tidak sengaja aku
menyentuh kakinya yang sedang dibalut oleh stocking dan aku telah jatuh
cinta terhadap perasaan itu sampai sekarang. Sekarang umurku 26 tahun.
Aku mengoleksi berbagai macam pantyhose dan stocking, namun sayang
sedikit sekali yang berkualitas bagus di Indonesia.


Siang itu, aku bermasturbasi di WC kantor. Sorenya, aku dan Angela
sedang dalam perjalanan pulang. Kami ngobrol tentang pekerjaan. Jalanan
lumayan padat sehingga tidak bisa cepat-cepat dan sering berhenti. Aku
memberanikan diri untuk bertanya.



"Angela, boleh aku bertanya sesuatu?"

"Apa?" jawabnya dengan ringan sambil melihatku.

"Tapi jangan marah atau tersinggung ya." Angela mengangguk kecil.

"Apakah kamu suka pakai pantyhose?"

"Koq kamu tahu aku pake pantyhose?"

"Cuma nebak-nebak aja."

"Aku baru mulai pake sih, belum lama."

"Apa kamu suka?"

"Iya, rasanya gimana gitu."

"Keliatannya halus."

"Iya, rasanya halus juga."


Aku menelan ludah dan mengumpulkan segenap keberanian untuk
bertanya, "Apakah aku boleh megang? Maksudku aku cuma ingin tahu gimana
rasanya." padahal aku sudah punya beberapa koleksi dan sudah tahu.

Tanpa ragu-ragu Angela menjawab, "Boleh."


Dengan perlahan-lahan kutaruh jar-jari tangan kiri ku di atas lutut
kanannya. Ku elus-elus lututnya pelan-pelan. Seluruh badanku dipenuhi
oleh sensasi erotis yang ditimbulkan oleh kelembutan pantyhose dan kaki
Angela.



"Gimana rasanya?" tanya angela.

"Benar-benar halus." aku senyum kecil sambil memandang wajahnya yang cantik.


Penisku sudah dalam keadaan siaga satu dan dari luar terlihat
sedikit menonjol. Untung mobilku mempunyai transmisi automatis sehingga
aku tidak perlu mengganti-ganti gigi dan melepaskan tangan kiriku dari
lututnya. Karena jalanan sangat macet, tidak lama kemudian Angela
tertidur. Kuberanikan diriku untuk menjelajah lebih dalam lagi ke
pahanya.


Angela tidak memberikan reaksi penolakan atau keberatan atas
tindakanku, atau mungkin dia tidak merasakannya karena sedang tertidur.
Aku tidak perduli, aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini.
Pelan-pelan tangan kiriku makin ke atas dan telah sampai di
tengah-tengah pahanya. Ku belai pahanya yang lembut dan halus. Kulihat
wajahnya, Angela tertidur dengan sangat tenang. Saat ini, roknya sudah
tersingkap setengah paha. Untung roknya tidak terlalu ketat, jika
tidak, aku akan mengalami kesulitan untuk menjelajah lebih dalam.
Kuteruskan aksiku sampai pada paha bagian atas. Akhirnya aku sampai
pada pusat segala kenikmatan sexual.


Jari tengahku menelusuri celah yang terbentuk dari ke dua pangkal
pahanya. Jari tengah ku merasakan kehangatan dan kelembaban. Dengan
perlahan kutelusuri garis cekungan yang terbentuk dari celah vaginanya.
Tiba-tiba terasa basah dan licin. Penis ku bertambah keras dan kencang,
ternyata Angela secara sadar atau pun tidak, terangsang dengan belaian
tanganku yang nakal. Aku tidak tahu apakah dia sadar ataukah masih
tertidur. Saat ini arus lalu lintas mulai lancar, aku langsung masuk ke
pintu tol. Dengan cepat aku mengeluarkan uang pas dari asbak mobil dan
dengan cepat pula memberikannya kepada petugas tol dan aku langsung
tancap gas.


Setelah beberapa puluh meter, aku pelankan laju mobilku dan jari
tengahku mulai memberikan tekanan-tekanan ringan pada selangkangannya.
Bahan pantyhose yang halus bercampur dengan cairan manis yang di
hasilkan oleh Angela membuat darahku makin mendidih dan sangat horny.
Ku alihkan pandanganku dari jalan dan dengan cepat mengamati Angela.
Rok nya sudah tersingkap sampai atas. Pahanya yang mulus terbungkus
oleh pantyhose yang sexy. Wajahnya masih tidak menunjukan reaksi
penolakan ataupun reaksi lainnya. Ku percepat gerakan jariku dengan
tujuan membuatnya semakin terangsang dan orgasme. Kemudian kuselipkan
jari manisku dan bersama-sama dengan jari tengahku, dan kumainkan
vaginanya.


Setelah beberapa saat, ku putuskan untuk fokus pada klitorisnya.
Gerakan jariku kupercepat namun tetap lembut dan tidak kasar.
Samar-samar aku mendengar desahan halus yang berasal dari nafas Angela.
Expresinya sedikit berubah. Kelihatannya Angela sangat menikmatinya.
Cairan halus dan licin itu semakin membasahi celana dalam dan pantyhose
Angela. Demikian pula dengan penisku, sudah membasahi celana dalamku.


Setelah beberapa menit pikiranku melayangkan imaginasi nikmatnya
bersetubuh dengan adik teman baikku yang masih perawan ini, tiba-tiba
aku dikagetkan dengan sebuah mobil truck besar yang langsung memotong
tepat di depanku. Dengan reflek kuinjak rem untuk menghindari tabrakan,
dan tangan kiriku sempat terhenti sejenak karena kekagetan itu. Aku
dikejutkan lagi oleh tangan Angela yang menekan tangan kiri ku dengan
kencang ke selangkangannya.


Aku langsung melanjutkkan memberikan rangsangan kepada klitorisnya
dengan cepat dan sedikit lebih kuat. Pinggangnya mulai bergerak, aku
bisa merasakan kontraksi otot pada selangkangannya. Kemudian terdengar
desahan kenikmatan yang tertahan di dalam vaginanya. Angelaku yang
manis mengalami orgasme pertamanya.



Setelah orgasmenya reda, ia membuka matanya dan menatapku dengan senyuman yang malu dan manis.



"Ko Indra nakal.." itulah kalimat pertama yang keluar dari mulutnya yang sexy.

"Bagaimana rasanya?" tanyaku.


Tangan kirinya tetap menahan tangan kiriku di vaginanya, tangan
kanannya membelai sayang pipiku. Tangannya yang halus dan lembut
membuatku semakin terangsang.



"Enak sekali.. Aku tidak tahu akan begitu enak.. Apa itu orgasme?"

"Itu belum seberapa, apa mau yang lebih enak lagi?" dengan berani aku menanyakan.

"Sex langsung?"

"Iya" jawabku.

"Apakah benar akan lebih enak dari ini?"

"Tentu saja."



Angela melihat jam pada dashboard.



"Apakah masih sempat? Sudah terlalu malam nanti aku di cariin sama orang-orang rumah."

"Bilang aja lagi ada acara ulang tahun teman."

"Ide yang bagus."

"Terus pacarnya gimana?"

"Biarin aja, aku juga tidak begitu suka."


Kesempatan emas yang tidak boleh kulewatkan. Tetap saja aku tidak
menyangka akan semudah ini, dan Angela yang begitu berani. Apakah dia
sudah pernah melakukannya?


Kuparkir mobilku disebuah hotel yang terletak di tengah keramaian
kota. Langsung saja aku memesan sebuah kamar yang VIP dengan ranjang
yang besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar